unsplash.com |
Para ilmuwan memperoleh gambaran terperinci, tentang cara kecanduan mengganggu jalur dan proses tubuh yang mendasari hasrat, pembentukan kebiasaan, kesenangan, pembelajaran, pengaturan emosi, dan kognisi. Kecanduan menyebabkan ratusan perubahan dalam anatomi, susunan kimia, dan sinyal antar-sel pada otak, termasuk celah di antara neuron yang bernama sinapsis, yang merupakan mekanisme belajar pada molekul. Dengan memanfaatkan keluwesan otak yang luar biasa, kecanduan mengubah sirkuit saraf untuk mengutamakan kokaina atau heroin atau gin, dengan mengorbankan kepentingan lain seperti kesehatan, pekerjaan, keluarga, bahkan nyawa.
Goldstein menunjukkan bahwa secara keseluruhan, materi kelabu di korteks prefrontal pecandu kokaina lebih kecil volumenya (suatu kelemahan struktur yang terkait dengan kelemahan fungsi eksekutif otak) dan hasil tes mereka berbeda dengan orang non-pecandu pada uji psikologis tentang ingatan, perhatian, pengambilan keputusan, dan pemrosesan hadiah non-narkoba seperti uang. Hasil mereka umumnya lebih buruk, meski tidak selalu. Tergantung konteksnya.
Misalnya, pada tugas standar yang mengukur kefasihan—sebutkan hewan ternak sebanyak-banyaknya dalam satu menit!—pecandu mungkin kalah. Tetapi, ketika Goldstein meminta mereka menyebutkan kata-kata yang terkait dengan narkoba, hasil mereka cenderung lebih baik daripada orang lain. Pemakai narkoba kronis biasanya mahir merencanakan dan melaksanakan hal-hal yang melibatkan pemakaian narkoba, tetapi bias ini dapat melemahkan proses kognitif lain, termasuk mengetahui cara dan waktu berhenti memakai. Gangguan perilaku dan otak kadang tidak semenonjol gangguan otak lain, dan lebih dipengaruhi oleh situasi.
“Kami rasa inilah salah satu penyebab kecanduan adalah salah satu gangguan terakhir yang diakui sebagai gangguan otak,” katanya.
Lab Goldstein menemukan bukti menarik bahwa wilayah otak depan mulai sembuh ketika orang berhenti memakai obat. Sebuah kajian tahun 2016 melacak 19 pecandu kokaina yang telah berpantang atau mengurangi pemakaian secara drastis selama enam bulan. Volume materi kelabu mereka tampak membesar secara signifikan di dua wilayah yang terlibat dalam menghambat perilaku dan menilai imbalan.
"Kecanduan ialah sebuah perilaku yang menghasilkan kesenangan sesaat dan kesembuhan sesaat, namun dalam jangka panjang akan membahayakan, memiliki dampak buruk negatif yang banyak dan sulit untuk di lepaskan."
- Gabor Mate
Kesimpulan
Dampak buruk dari kecanduan dari segala yang negatif seperti rokok, narkoba, minuman keras, seks bebas, pornografi, gosip, bohong, musik, riba dan lainnya. Secara ilmiah membuktikan bahwasanya candu itu sangat berpengaruh kepada otak, hingga membuat seseorang sulit untuk berpikir jernih dan benar, emosi yang tidak stabil. Apalagi kalau lagi sakaw. Maka tentu saja akan berakibat buruk dalam pekerjaan, hubungan antar manusia & keluarga, dan kesehatan. Dan yang paling parahnya ialah kecanduan mempengaruhi kita dalam membuat keputusan, keputusan yang kita buat biasanya akan menghasilkan penyesalan, padahal karena pilihan kita sendiri, percayalah. Dan di ujungnya hanya akan menimbulkan depresi yang besar dan bisa berakibat bunuh diri.
Kecanduan itu akan merubah jalan hidupmu, cara berpikirmu, bahkan hatimu.
"Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (orang yang melakukan maksiat atau dosa besar/kecil secara berulang)." Q,S At taubah 24.
Makanya sulit sekali orang-orang yang kecanduan hal negatif untuk berpikir positif , melakukan hal yang baik, dan jalan hidupnya buruk, ya karena Pemilik Alam Semesta dan juga Sang Pemberi Rezeki tidak memberi petunjuk dalam kehidupannya. Jika kita ingin sukses dalam dunia dan akhirat. Yuk, stop mulai hari ini kebiasaan buruk kita, dan ajak orang terdekat untuk berhenti.
Sumber referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar